Selamat ulangtahun
untuk diriku sendiri
Sejatinya ada yang layak ditebus dalam sebuah perjalanan
usia, entah tentang kedewasaan atau kebijaksanaan. Bagi saya pertambahan usia
adalah sebuah tuntutan untuk tak lagi banyak bermain, tak lagi banyak bersenang-senang. Hari ini, hari yang kemudian
kusebut hari ulangtahun selalu menyingkap kesadaran-kesadaran lain. Bahwa di
umur yang saat ini apa yang telah saya capai? Tidak banyak. Saya belum
menghasilkan apapun dalam sebenar-benarnya sebuah ekspentasi atas seorang
manusia.
Diusia saya yang saat ini dibelahan bumi lain pada masanya
Bill Gates telah memulai mendirikan Microsoft
atau yang lain Steve Jobs juga mendirikan Apple
di usia saya saat ini. saya tidak melihat kesuksesan mereka saat ini sebagai
sesuatu yang harus saya capai. Tetapi merupakan sebuah isyarat yang saya
butuhkan bahwa diusia ini saya harus memulai melakukan sesuatu, entah apapun
hasil yang akan saya dapatkan. Saya juga harus tetap rendah dan bersiap untuk
kemungkinan terpahit sekalipun.
Barangkali saya bukan seperti kebanyakan orang yang selalu
memaknai hari lahirnya sebagai sesuatu yang layak untuk dirayakan dan bersuka
cita menyambutnya. Memperbuasnya dengan lagu selamat ulangtahun, beberapa pengharapan dan tiupan lilin. Saya
tidak pernah atau mungkin belum pernah merasa suka cita seperti mereka dalam menyikapi
hari lahir saya. memang barang tentu suka cita yang saya maksud sangat
subjektif dan relatif. Sampai usia saat ini belum sekalipun saya merayakan hari
ulangtahun. Iya, saya tidak mengada-ada. Bahkan seringkali dihari seperti ini saya agak bersedih, namun ada
juga sedikit rasa syukur di lain sisi. Bahwa saya masih diberi hidup sampai
usia ini. kesedihan yang sering saya rasakan bahwa umur saya bukannya semakin
bertambah yang ada malah semakin berkurang.
Hari ini pun saya akan tetap melakukan hal-hal seperti
biasa, minum kopi dipagi hari, merenung diwaktu dhuha, bersendawa seperlunya, membuang
sampah, membaca buku sebelum tidur. Tidak akan ada yang istimewa hari ini, tidak
ada ritual tiup lilin, dan saya tak pernah mengharapkannya. Cuma kesadaran
mungkin yang akan berubah, usia hanya akan saya jadikan sebuah alasan untuk
melakukan sesuatu hal yang lebih berguna dan lebih bijak. Rencana mungkin yang
saya perlukan untuk mewujudkan keinginan yang ingin saya ungkapkan hanya kepada
setan yang setia membuat saya malas dan ragu untuk melakukan suatu hal. ‘setan yang selalu bersetia menyertaiku, kali
ini saya akan bersungguh-sungguh, aku tidak akan terlena oleh keraguan yang kau
bisikkan, aku akan berbeda dari hari yang kemarin. Jika kau bersikeras tetap ingin
mengangguku bekerjalah lebih keras, bila kau tidak keberatan lebih baik
bantulah aku untuk memulai semua ini, juga bantulah aku untuk lebih dekat pada Tuhanku,
jika itu mungkin tak memberatkanmu’.
Seberat-beratnya tantangan dalam hidup adalah masa dimana
kita dalam proses keluar melintas batas dan merobohkan tembok yang
mengkangkangi semua pengharapan. Barangkali kita cukuplah untuk menuai sebuah
kerentanan dan butuh lebih dari sekedar keyakinan dan perhitungan dalam usaha
pencapaiannya. Bersanding dengan perenungan hal-hal yang belum dicapai secara
berkala hanya akan merusak keyakinan itu
sendiri, maka saya mencoba melupakan sebisanya. Kadang saya juga benci
hari-hari seperti hari ini atau tahun baru, dimana saya diharuskan mengingat
semua itu lagi, dimana seperti ketika tahun yang baru datang semua orang
seperti akan menjadi orang yang baru yang lebih dari apa yang tidak sama sekali
mereka harapkan, bahkan kadang itu dilakukan tanpa perubahan sikap dalam diri. Hanya
sebuah omongan, atau mungkin ditutupi dengan kedok doa. Saya sebisanya juga
tidak mau semunafik itu, walaupun penyangkalan pun menjadi tidak berarti ketika
berhadapan dengan apa yang disebut sebagai sikap dasar seorang manusia adalah
seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar