Selasa, 27 November 2012

Kenangan Ini Makin Mengganas

Untuk Purnomo a.k.a Chikung

 Aku menulis ini untukmu kawan, atas nama kenangan, meski tak panjang. Sebagai simbol atas semua yang pernah kita alami dalam setiap malam ataupun siang yang terik. Aku menulis ini dalam keadaan setengah mengantuk dan diterik siang pula. Maaf bila sedikit ngelantur. Tulisan ini tidak hanya untuk menunjukkan bahwa aku tetap mengingatmu, namun untukku ini lebih dari sebuah surat yang mengabarkan bahwa aku ingin menikmati tertawa-tawa bersama lagi dalam kehidupan kelabu personal kita dulu. Aku tetap menyimpan saat tawa kita bersama dalam lembaran ini. Aku tau kau disana sedang bekerja keras menggapai mimpimu yang dahulu pernah kau katakan di sore penghabisan bulan April beberapa tahun lalu. Aku yakin kau tetap ingat bahwa kau selalu bersedia membantu kawan lain walaupun kau menghadapi hidup sama busuknya dengan mereka.

Minggu, 07 Oktober 2012

Ode On The Other Side


            Alright, setelah mati lampu dan memasanaskan air untuk membuat secangkir kopi kapal api yang entah punya siapa sejak kemarin tergeletak dimeja samping galon. Saatnya menulis lagi, tapi ampun hari ini sinyal hape ikut-ikutan ngajak ribut, mungkin karena hujan, mungkin juga karena mati lampu. Ah dari mana analisis itu datang? Mengaitkan keadaan yang terjadi ke sesuatu yang lain. Hal itu mengingatkan saya pada hari-hari  2 tahun lalu, dimana seorang kawan saya yang paling sering mengajak saya debat. Ratusan kali saya beradu argumen dengan dia, bahkan dalam percakapan itu dia sering membawa-bawa soal agama. Dan itu terjadi dan terjadi lagi, saya pasti kalah jika hal itu sudah dibawa kepermukaan karena jika melanjutkan percakapan ini pasti akan ada yang tersinggung. Makanya saya selalu menghindarinya dan lebih memilih diam. Terserah dia mau bilang saya kalah, kehabisan akal, dan mungkin terlalu lelah. Sayangnya mungkin alasan terakhir itu tak pernah terfikirkan olehnya. Dia memang pandai bicara walaupun tak mengerti betul tentang sebuah teori, kepandaiannya dalam berbicara selalu menutupi semua itu. harusnya saya banyak berterimakasih dengan dia, karena dia mengajarkanku tentang membuat segalanya tampak mungkin, bahkan dari sekedar tidak mengerti apapun menjadi sok mengerti. Mengajarkan bahwa segalanya mungkin bahkan dengan keidakmungkinan itu sendiri. Thanks for the damn memories who make me like a king of fool. Remember!! Someday i'll be back to kill your mind. Isn't a nice joke? hahaha

Rabu, 26 September 2012

Akhir September dan Ritual Membosankan


           Bulan ke 9 dalam tahun ini sudah hampir berakhir. Banyak cerita yang sempat saya ingat maupun tak sempat saya agungkan sama sekali. Selain ribut-ribut tentang pemilu gubenur DKI Jakarta dan tentang tawuran anak-anak SMA, tak ada yang lebih menggemparkan (baca:membosankan) layar televisi kontrakan. Saya memang tak ingin ambil pusing. Karena memang tak ada yang bisa saya lakukan, selain mematikan tv dan tidur diruang tamu tanpa alas sehelai pun. Saya memang orang super munafik yang tak pernah mau untuk sekedar dimanfaatkan. Bahkan untuk hal-hal yang menyangkut tujuan bersama. Alasan saya jelas dan fundamental, kita semua disini sejajar tak ada yang lebih baik atau paling baik. Satu sisi dalam hati saya sebenarnya ingin seperti dulu, berbagi cerita bersama kawan-kawan disore hari di depan SD inpres era Soeharto. Tapi memang itu sudah lagu lama, dan saya bukanlah orang yang mudah menangis dan memperbuas kenangan masa lalu. Itu mungkin penjelasan kedua betapa munafik saya.

Rabu, 05 September 2012

Catatan Kecil untuk Kotrek


Suaramu terdengar kembali beberapa hari lalu ketika seorang kawan menelfon dan menyambungkan ke nomermu. Kau bilang kau merindukan hal-hal yang pernah kita lakukan dulu. Kau tahu? Aku juga menantikan hal itu datang kembali walau jelas aku tahu kau dan aku sudah banyak berubah, tak se-absurd dulu. Kau bilang hal seremeh yang kita lakukan akan terkenang suatu saat nanti, katamu dahulu sekali. Damn, you life your words, all memories is still our mine. Kita dulu menjadi bagian sebuah komunitas yang bahkan belum terfikirkan namanya. Kita hanya terus berjalan, terus mengalir dan terus-terusan melakukan sesuatu yang tak main-main. Sedikit menantang aparat yang razia. Kita begitu beruntung tak pernah berjodoh dan naik mobil patroli mereka. Kau kini telah menempuh jalan yang kau pilih. Aku yang bertanya tentang kepulanganmu pun jarang kau menjawabnya. Catatan ini tak akan kubuat sepanjang catatan pemberontakan dengan analisis dangkal kebanyakan.  Karena ini memang merupakan catatan personal walaupun aku merasa banyak orang membaca ini. Aku hanya ingin mengabarkan padamu bahwa kau tak sendirian menginginkan hal yang dulu datang kembali. Kebersamaan itu penting mirip lagunya Slank yang berjudul 'makan ga makan asal ngumpul'. Memang seperti kebanyakan omongan klasik dimana susah, sedih, senang kita lewati bersama. Aku tahu sampai saat ini kau masih penasaran dan ingin melanjutkan Resident Evil. Aku ingin mengabarkan padamu bahwa game itu ternyata telah diselesaikan oleh Yudi, dengan level hard pula. Memang sialan. Aku ingat ketika dulu kau bermain dan bingung menemukan jalan menuju level berikutnya dan lalu kau memutuskan untuk berhenti bermain untuk beberapa hari. Haha, wujud protes yang sungguh sangat amat bodoh.

Sabtu, 12 Mei 2012

Mari Bicara tentang Racing dan Hal Tak Penting Lainnya



Malam tiada berbintang, mendung semenjak sore, apalagi dingin yang njengkut ini. Sungguh suasana yang mengabarkan malam akan berbasah ria. Namun kami tidak mengendurkan niat bahkan tidak peduli dan segera berlari menuju tempat biasa, atau kebiasaan malam minggu. Dunia balap liar malam. Hal itulah yang sering terlihat dua tahun lalu  bersama hari penuh keliaran. Mengadu dan membuat bangga. Totalitas dan kecenderungan yang tinggi bagi kami untuk menjalani malam-malam penuh kesombongan pada awal 2010. Balapan, hanya kata itu yang selalu berdengung diantara kawan-kawan. Bukan balap resmi yang diwarnai oleh umberella girl ataupun paddock yang tertata rapi. Tetapi balapan liar yang bagi kami saat itu adalah hal yang keren, kami ingat, kami sangat menikmati hembusan angin ketika memacu motor dijalanan yang terasa bagaikan trek atau ketika kami lolos dari penggrebekan polisi yang membabi buta. Kami masuk didunia ini bukan hanya untuk sekedar untuk terlihat keren ataupun untuk sekedar bisa menghina orang lain karena kalah balapan dengan kami. Namun alasan kami adalah gabungan dari dua hal diatas.

Jumat, 20 April 2012

Terkait Pungutan dan Surat Rekomendasi Pengulak Bensin


Ponorogo kini lahir bibit-bibit persengkongkolan korporasi pada tingkat kecamatan. Paling tidak aksinya kini lebih terstruktur dan beralasan. Sebagai contoh diharuskannya pengecer bensin membawa/memiliki surat izin jika membeli bensin di SPBU dimanfaatkan sebagai ladang mencari tambahan penghasilan oleh para pegawai kecamatan nakal yang menangani surat permohonan izin. pegawai tersebut juga mengakui dan berdalih bahwa ini adalah 'uang lelah'. Hal tersebut terungkap setelah adanya inspeksi yang dilakukan oleh penyidik inspektorat kabupaten Ponorogo.

Kamis, 15 Maret 2012

Biadabnya Torabika Malam Ini

Akhirnya gw percaya efek domino dari sesuatu yang kecil bisa berakibat sangat fatal, jadi gini ceritanya di malam yang sesunyi ini, aku sendiri tiada yang menemani (bukannya itu lirik lagunya Peterpan?). ah, ngaco. Gini ni, tadi malam gw kan lagi nulis, biasalah tulisan bodoh yang membuat muntah siapa saja yang membacanya dan bisa jadi alat bunuh diri paling ampuh. Malam itu gw ditemani segelas kopi, kopi tersebut

Rabu, 07 Maret 2012

Bertahtakan Mendiang Kegelapan

Gaun malam langit mulai bergerai
Diantara bilas kasih rembulan tepian timur
Selaksa rinai sejukmu mengalun lembut, menggetarkan lentera jiwa
Ribuan kertas dan pena tersungkur di sampingku
Merah cinta mendera kesempitan jiwa menggapai rinai indahmu
Ku terbias dan melerai lentera membakar pesonamu
Hari penuh noda sudah ku lalui bersama mimpi tiada pasti
Aku merindu, dimana satu titik kehidupan  kulalui bersamamu
Mengendapkan pesona tiada akhirmu dalam hati terdalam
Harapan pagi sudah kujamah dan kusimpan
Tajam..........
Kulihat perangai itu menusuk dalam ruang batinku
Samar samar aku merasakan pelukmu hadir bersama hangat cintamu
Padamnya mata dunia
Tak mampu menghentikan segala resapan syair elegi memilukan
Aku lebih dari sekedar tertunduk diam
Namun terlebih, karena aku tertampar lepas merangkai bulanan kesempatan
Aku merindukanmu

Jumat, 02 Maret 2012

Debat yang Tak Mungkin Kita Menangkan

Malam beranjak menuju pagi mengakhiri perdebatan saya dengan sang pacar atau mungkin bisa disebut juga sebuah pertukaran fikiran yang alot, keras dan menyayat. Puluhan opini keluar, ratusan sanggahan terlontar. Perdebatan yang sukses membuatnya marah untuk beberapa waktu. Bicara ini itu, kesana kemari, bla bla bla tanpa menghasilkan suatu keputusan pasti. Debat yang dimulai dari

Minggu, 26 Februari 2012

Kala Negara Bukan Naungan yang Indah



Sudah banyak yang mencela negara ini, sudah banyak mandat-mandat yang diberikan agar negara ini mulai mengubah atau setidaknya memerbaiki semua kenyataan yang mereka dapati. Saya sendiri masih bingung dengan apa itu yang disebut dengan kata "negara". Karena saya hidup dengan kenyataan berjalan dengan sendirinya. Lalu apa peran negara sesungguhnya? Apakah negara hanya  penyebutan suatu  naungan masyarakat tertentu atau pemberian nama suatu wilayah yang terbatas. Yang saya dengar pengertian negara

Minggu, 12 Februari 2012

Gemuruh Kerinduan

Gelora air berombak menyapu pasir hitam pantai, meretas malam sunyi di pinggiran pandang khatulistiwa. Dimalam sedingin pagi buta ini aku tergiang sebuah wajah elok disertai rasa rindu menyeruak ke permukaan. Ku dekap erat bayangmu. Kemudian ku sematkan rindu ini di antara api cinta yang masih menyala.

Apa kabar hidupmu disana? lama sudah aku tak melihat dirimu. Kuharap engkau tetap baik-baik saja dengan dirimu ataupun dengan kesetiaanmu. Kuharap

Kamis, 09 Februari 2012

Belajar Aplikom

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sebagai penyeimbang terhadap kondisi masa kini pun kita harus mampu mengopersionalkan apa yang dinamakan komputer. Untuk itu, kita harus dapat mengaplikasikan komputer agar dapat dengan mudah mengikuti kondisi yang ada, karena dengan komputer kita akan dengan sangat mudah mengakses dan mengerjakan sesuatu dengan lebih mudah dan ringan.

Ada beberapa dari ribuan manfaat komputer (termasuk internet) adalah :


*yang dulu mengetik dengan mesin ketik sekarang sudah bisa menggunakan komputer dengan mudah dan gampang


* Untuk mengedit lebih mudah dan dapat diisi gambar sesuai dengan apa yang diinginkan


* Dapat digunakan untuk data menyimpan dan dengerin MP3


* Dulu jika ngirim surat, sekarang cukup dengan email bisa dengan cepat terkirim


* Mempermudah pekerjaan administrasi yang jauh lebih mudah dan efisien





Dan dapat disimpulkan ada beribu alasan kenapa kita harus belajar komputer, karena memang komputer mempunyai peran dan fungsi yang terAmat banyak....


so, jangan sampai kita tidak dapat mengaplikasikan komputer.







sumber : http://classblok.blogspot.com/

Rabu, 08 Februari 2012

Sinopsis Novel Rumah di Seribu Ombak



Tahukah kau mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut? Semata agar kita tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah dipandang.

Aku melihat lagi langit di atas Laut Lovina. Kenangan bersamamu menyerbu masuk ke ingatanku. Laut dan mimpi-mimpi kita. Apa kabar hidupmu?

Kita memang berbeda. Aku tahu. Sama tahunya seperti dirimu. Warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. Namun, bukankah kita tak pernah bisa memilih dengan warna apa kita lahir? Kita lahir, lalu menemukan tawa bersama. Menyatukan cerita bersama. Menjumputi mimpi bersama.

Mengapa kini kau lari menjauh?

Lalu, apa kabarmu? Mengangakah masih lukamu yang dulu? Atau, kini sudah terpilihkan bagimu akhir yang bahagia? Maafkan aku. Maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menyimpan rahasiamu.

Selasa, 07 Februari 2012

Satu Lagi Cercaan Untuk Otoritas Bodoh



            Jika Anda butuh contoh konkret sebuah otoritas yang bodoh di negeri 'sekeren' Indonesia, mungkin ini salah satu contohnya. Agak terlambat memang saya menerbitkan posting maha tak penting ini. Karena memang sejak sebulan lalu saya tidak terlalu sering bergelut dengan internet.
            Sebelum Anda berlama-lama membaca tulisan saya ini, sebaiknya Anda melihat ke dalam dan lihat posisi Anda sekarang ini. Apakah Anda termasuk orang yang di untungkan oleh eksistensi para penegak hukum yang absurd itu? Atau sekedar orang yang merindukan dan menginginkan keadilan sejati ditegakkan. Sebab tulisan ini mungkin hanya akan membuat kuping Anda panas,menimbulkan rasa kesal, ataupun rasa benci yang berlebihan terhadap saya. Suatu ketika saya mendengar perkataan 'polisi adalah geng terbesar di dunia' setelah saya pikir dan melihat kenyataan yang ada ternyata perkataan tersebut memang begitu adanya. Geng yang memiliki otoritas tinggi dan dengan congkaknya selalu mengadili hal-hal yang absurd, setidaknya inilah yang terjadi di negaraku tercinta Indonesia. Saya merasa keadilan di negeri ini telah tergadaikan setelah membaca artikel pada sebuah koran hari ini (6 Jan 12). Bukannya saya sinis atau apapun itu, sungguh perkasa hukum di negara kita jika menemui kasus-kasus yang remeh, hanya karena mencuri sandal milik seorang anggota polri dua orang pemuda di Palu dianiaya dan diintrogasi. Memang mencuri tidak dibenarkan dalam peraturan perundang-undangan ataupun pada hal religi. Tetapi secara overal hanya sebatas individu yang dirugikan dengan kasus tersebut. Kemudian masih ingat kasus yang menimpa empat bersaudara di Purwokerto yang dituduh mencuri 1,5 kg kapuk seharga Rp 6000. Bahkan mereka sempat ditahan pihak kepolisian. Berkacalah kalian para penegak hukum yang agung kepada kasus besar yang melibatkan kerugian negara yang lebih nyata, kasus-kasus korupsi yang terjadi penanganannya seperti berputar-putar dan cenderung hampir berhenti ditengah-tengah. Kemudian yang membuat kami bertanya-tanya, pemerintah ramai-ramai membebaskan terdakwa kasus korupsi dengan dalih tidak terbukti. Pantas jika kini kami meragukan kinerja dan kewenangan polri, hakim, atau para penegak hukum lain yang ada di negara ini. Sebenarnya sudah banyak celaan ataupun sindiran yang yang ditujukan kepada polri "jika mereka merasa", dan mungkin tulisan yang Anda baca ini merupakan satu diantaranya. Setelah kasus yang ada di Palu terjadi, masyarakat merespon dengan cepat, diprakarsai KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) masyarakat mengumpulkan sandal-sandal bekas yang dikirimkan untuk Kepolisian RI, jika mereka "merasa" ini adalah tamparan keras dari masyarakat dan juga sindiran yang amat dalam untuk pihak Kepolisian. Tingkah-tingkah konyol polri sudah membuat kami muak. Beberapa waktu lalu muncul seorang briptu Norman Kamaru yang "katanya" akan mengubah citra kepolisisan Indonesia, namun sekeras apapun usaha seorang briptu Norman Kamaru untuk mengubah citra kepolisian rasanya usaha tersebut hanya sia-sia, terlanjur kami tak memperhitungkan keabsahan yang nisbi seperti itu. Jangan salahkan kami jika nantinya fantasi Anda kami injak-injak atas nama ketidakadilan yang engkau makna kan sebagai penegakan keadilan.

Senandung di Hari yang Panas

Teruntuk sahabat terbaikku
            Di hari yang secerah ini, tiba-tiba aku teringat tentang kegilaan-kegilaan kita dulu, entah mengapa ide-ide liar selalu terkesan ataupun terlihat keren jika didiskusikan denganmu. Suatu siang panas yang membuat kita menghabiskan 1 galon air minum, kita berdiskusi dan membuat sketsa rencana tentang modifikasi, setelah berputar-putar dan mensket rencana realisasi kita sepakat untuk membuangnya saja ke tempat sampah di seberang jalan. Atau  tentang sebuah helm bekas yang jauh dari kata keren, dan bahkan sebagian darinya legam terbakar api. Entah apa yang salah jika kita yang memakainya selalu nampak keren. Ah....mungkin itu hanya fantasi kita sebagai orang yang tidak pernah dianggap keren oleh orang lain. Kau tidak sekedar sahabat tapi juga orang yang menyenagkan, humoris, periang, atau sekedar orang biasa dengan tingkah laku luar biasa bahkan bisa menyaingi orang psikopat pada suatu waktu. Hari-hari penuh kekonyolan dan tawa riang selalu memenuhi hari yang bahkan saat mentaripun enggan berpijar, kita tetap setia layaknya dua orang bodoh dengan hal bodoh yang dilakukannya. Akhirnya jalan hidup jua yang memisahkan kita, kita tak lagi dipertemukan pada jalan yang sama. Lekat dalam ingatan saat kita melakukan tingkah-tingkah gila yang membuat kita mendapat masalah karena kegilaan itu, tapi masalah-masalah tersebut akhirnya malah jadi bahan tertawaan di kala malam telah larut. Imajinasi kita terlalu tinggi sebagai orang yang tidak ingin semua imajinasi itu terwujud. 5 tahun terasa sudah tanpa hadirmu dan hal-hal absurd yang kita pikirkan. Tak ada atau mungkin belum ada teman sepertimu yang bisa kuajak berdiskusi tentang kucing tetangga pencuri makanan kita, pohon-pohon yang menganggu cabang pohon lainnya, atau tentang burung milik pak lurah dengan kicauan anehnya. Suatu ketenangan mungkin kurasakan saat ini setelah kau menghilang ditelan malam, ketenangan yang hampir saja membunuhku atau memang sudah membunuhku dan kini aku seperti mayat hidup.