Minggu, 26 Februari 2012

Kala Negara Bukan Naungan yang Indah



Sudah banyak yang mencela negara ini, sudah banyak mandat-mandat yang diberikan agar negara ini mulai mengubah atau setidaknya memerbaiki semua kenyataan yang mereka dapati. Saya sendiri masih bingung dengan apa itu yang disebut dengan kata "negara". Karena saya hidup dengan kenyataan berjalan dengan sendirinya. Lalu apa peran negara sesungguhnya? Apakah negara hanya  penyebutan suatu  naungan masyarakat tertentu atau pemberian nama suatu wilayah yang terbatas. Yang saya dengar pengertian negara

Minggu, 12 Februari 2012

Gemuruh Kerinduan

Gelora air berombak menyapu pasir hitam pantai, meretas malam sunyi di pinggiran pandang khatulistiwa. Dimalam sedingin pagi buta ini aku tergiang sebuah wajah elok disertai rasa rindu menyeruak ke permukaan. Ku dekap erat bayangmu. Kemudian ku sematkan rindu ini di antara api cinta yang masih menyala.

Apa kabar hidupmu disana? lama sudah aku tak melihat dirimu. Kuharap engkau tetap baik-baik saja dengan dirimu ataupun dengan kesetiaanmu. Kuharap

Kamis, 09 Februari 2012

Belajar Aplikom

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sebagai penyeimbang terhadap kondisi masa kini pun kita harus mampu mengopersionalkan apa yang dinamakan komputer. Untuk itu, kita harus dapat mengaplikasikan komputer agar dapat dengan mudah mengikuti kondisi yang ada, karena dengan komputer kita akan dengan sangat mudah mengakses dan mengerjakan sesuatu dengan lebih mudah dan ringan.

Ada beberapa dari ribuan manfaat komputer (termasuk internet) adalah :


*yang dulu mengetik dengan mesin ketik sekarang sudah bisa menggunakan komputer dengan mudah dan gampang


* Untuk mengedit lebih mudah dan dapat diisi gambar sesuai dengan apa yang diinginkan


* Dapat digunakan untuk data menyimpan dan dengerin MP3


* Dulu jika ngirim surat, sekarang cukup dengan email bisa dengan cepat terkirim


* Mempermudah pekerjaan administrasi yang jauh lebih mudah dan efisien





Dan dapat disimpulkan ada beribu alasan kenapa kita harus belajar komputer, karena memang komputer mempunyai peran dan fungsi yang terAmat banyak....


so, jangan sampai kita tidak dapat mengaplikasikan komputer.







sumber : http://classblok.blogspot.com/

Rabu, 08 Februari 2012

Sinopsis Novel Rumah di Seribu Ombak



Tahukah kau mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut? Semata agar kita tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah dipandang.

Aku melihat lagi langit di atas Laut Lovina. Kenangan bersamamu menyerbu masuk ke ingatanku. Laut dan mimpi-mimpi kita. Apa kabar hidupmu?

Kita memang berbeda. Aku tahu. Sama tahunya seperti dirimu. Warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. Namun, bukankah kita tak pernah bisa memilih dengan warna apa kita lahir? Kita lahir, lalu menemukan tawa bersama. Menyatukan cerita bersama. Menjumputi mimpi bersama.

Mengapa kini kau lari menjauh?

Lalu, apa kabarmu? Mengangakah masih lukamu yang dulu? Atau, kini sudah terpilihkan bagimu akhir yang bahagia? Maafkan aku. Maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menyimpan rahasiamu.

Selasa, 07 Februari 2012

Satu Lagi Cercaan Untuk Otoritas Bodoh



            Jika Anda butuh contoh konkret sebuah otoritas yang bodoh di negeri 'sekeren' Indonesia, mungkin ini salah satu contohnya. Agak terlambat memang saya menerbitkan posting maha tak penting ini. Karena memang sejak sebulan lalu saya tidak terlalu sering bergelut dengan internet.
            Sebelum Anda berlama-lama membaca tulisan saya ini, sebaiknya Anda melihat ke dalam dan lihat posisi Anda sekarang ini. Apakah Anda termasuk orang yang di untungkan oleh eksistensi para penegak hukum yang absurd itu? Atau sekedar orang yang merindukan dan menginginkan keadilan sejati ditegakkan. Sebab tulisan ini mungkin hanya akan membuat kuping Anda panas,menimbulkan rasa kesal, ataupun rasa benci yang berlebihan terhadap saya. Suatu ketika saya mendengar perkataan 'polisi adalah geng terbesar di dunia' setelah saya pikir dan melihat kenyataan yang ada ternyata perkataan tersebut memang begitu adanya. Geng yang memiliki otoritas tinggi dan dengan congkaknya selalu mengadili hal-hal yang absurd, setidaknya inilah yang terjadi di negaraku tercinta Indonesia. Saya merasa keadilan di negeri ini telah tergadaikan setelah membaca artikel pada sebuah koran hari ini (6 Jan 12). Bukannya saya sinis atau apapun itu, sungguh perkasa hukum di negara kita jika menemui kasus-kasus yang remeh, hanya karena mencuri sandal milik seorang anggota polri dua orang pemuda di Palu dianiaya dan diintrogasi. Memang mencuri tidak dibenarkan dalam peraturan perundang-undangan ataupun pada hal religi. Tetapi secara overal hanya sebatas individu yang dirugikan dengan kasus tersebut. Kemudian masih ingat kasus yang menimpa empat bersaudara di Purwokerto yang dituduh mencuri 1,5 kg kapuk seharga Rp 6000. Bahkan mereka sempat ditahan pihak kepolisian. Berkacalah kalian para penegak hukum yang agung kepada kasus besar yang melibatkan kerugian negara yang lebih nyata, kasus-kasus korupsi yang terjadi penanganannya seperti berputar-putar dan cenderung hampir berhenti ditengah-tengah. Kemudian yang membuat kami bertanya-tanya, pemerintah ramai-ramai membebaskan terdakwa kasus korupsi dengan dalih tidak terbukti. Pantas jika kini kami meragukan kinerja dan kewenangan polri, hakim, atau para penegak hukum lain yang ada di negara ini. Sebenarnya sudah banyak celaan ataupun sindiran yang yang ditujukan kepada polri "jika mereka merasa", dan mungkin tulisan yang Anda baca ini merupakan satu diantaranya. Setelah kasus yang ada di Palu terjadi, masyarakat merespon dengan cepat, diprakarsai KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) masyarakat mengumpulkan sandal-sandal bekas yang dikirimkan untuk Kepolisian RI, jika mereka "merasa" ini adalah tamparan keras dari masyarakat dan juga sindiran yang amat dalam untuk pihak Kepolisian. Tingkah-tingkah konyol polri sudah membuat kami muak. Beberapa waktu lalu muncul seorang briptu Norman Kamaru yang "katanya" akan mengubah citra kepolisisan Indonesia, namun sekeras apapun usaha seorang briptu Norman Kamaru untuk mengubah citra kepolisian rasanya usaha tersebut hanya sia-sia, terlanjur kami tak memperhitungkan keabsahan yang nisbi seperti itu. Jangan salahkan kami jika nantinya fantasi Anda kami injak-injak atas nama ketidakadilan yang engkau makna kan sebagai penegakan keadilan.

Senandung di Hari yang Panas

Teruntuk sahabat terbaikku
            Di hari yang secerah ini, tiba-tiba aku teringat tentang kegilaan-kegilaan kita dulu, entah mengapa ide-ide liar selalu terkesan ataupun terlihat keren jika didiskusikan denganmu. Suatu siang panas yang membuat kita menghabiskan 1 galon air minum, kita berdiskusi dan membuat sketsa rencana tentang modifikasi, setelah berputar-putar dan mensket rencana realisasi kita sepakat untuk membuangnya saja ke tempat sampah di seberang jalan. Atau  tentang sebuah helm bekas yang jauh dari kata keren, dan bahkan sebagian darinya legam terbakar api. Entah apa yang salah jika kita yang memakainya selalu nampak keren. Ah....mungkin itu hanya fantasi kita sebagai orang yang tidak pernah dianggap keren oleh orang lain. Kau tidak sekedar sahabat tapi juga orang yang menyenagkan, humoris, periang, atau sekedar orang biasa dengan tingkah laku luar biasa bahkan bisa menyaingi orang psikopat pada suatu waktu. Hari-hari penuh kekonyolan dan tawa riang selalu memenuhi hari yang bahkan saat mentaripun enggan berpijar, kita tetap setia layaknya dua orang bodoh dengan hal bodoh yang dilakukannya. Akhirnya jalan hidup jua yang memisahkan kita, kita tak lagi dipertemukan pada jalan yang sama. Lekat dalam ingatan saat kita melakukan tingkah-tingkah gila yang membuat kita mendapat masalah karena kegilaan itu, tapi masalah-masalah tersebut akhirnya malah jadi bahan tertawaan di kala malam telah larut. Imajinasi kita terlalu tinggi sebagai orang yang tidak ingin semua imajinasi itu terwujud. 5 tahun terasa sudah tanpa hadirmu dan hal-hal absurd yang kita pikirkan. Tak ada atau mungkin belum ada teman sepertimu yang bisa kuajak berdiskusi tentang kucing tetangga pencuri makanan kita, pohon-pohon yang menganggu cabang pohon lainnya, atau tentang burung milik pak lurah dengan kicauan anehnya. Suatu ketenangan mungkin kurasakan saat ini setelah kau menghilang ditelan malam, ketenangan yang hampir saja membunuhku atau memang sudah membunuhku dan kini aku seperti mayat hidup.