Pertama kali kalian mendengar nama Husna pasti
kalian akan menyangka bahwa dia seorang perempuan. Tapi setelah membaca nama
panjangnya Husna Alliyus Dwi Karisma selanjutnya kalian juga akan bertanya ini
cewek apa cowok? Tapi nyatanya dia adalah seorang lelaki, yang jantan, yang
normal, yang tampan, yang suka banget Maudy Ayunda (uppsss).
Ini foto yang saya curi dar FB nya, pake jaket saya :D |
Aneh sekali bahkan jika memangilnya pun dengan
panggilan ‘hus’ (sebagian besar temannya memanggil dengan panggilan ini), ‘hus,
kamu mau kemana?’, ‘hus, kamu sudah gila ya?’ layaknya ngurak pitik atau sebagai bentuk bungkaman karena telah berkata
tidak sopan dalam bahasa jawa ‘hus,
omonganmu seng apik’ . Sebelum tahun ini saya sudah 2 tahun satu kontrakan
dengan dia, mendengarkan humornya yang garing, memasak nasi bersama di satu rice
cooker berlumut, dan berbagi-sempak.
Husna Alliyus merupakan penggemar Liverpool yang
sering membanggakannya dan sering sakit hati jika diejek oleh fans rival
semisal MU, Chelsea. Beberapa waktu lalu dia sampai berkata ‘saiki panganen pendukung e MU, biyen lek
omong koyo-koyo o’ itu intinya yang sedikit saya simpangkan karena lupa
kata-kata otentik yang keluar dari dia. Dia sering maen PES dengan saya walaupun
dia tidak pernah mengakui kekalahannya. Maaf karena membuat Liverpool kalah
hanya karena melawan Genoa atau Parma, bukan melawan Joker ku AC Milan.
Husna juga membuat nama kecilnya sendiri, dan betapa
epic namanya -Philips-. Di akun twitternya bisa dilihat ini. Nama itu tertulis
hampir di semua sisi kehidupannya, nama user di komputernya, nama emailnya, di
facebooknya yang dulu (sekarang sudah berganti nama) dan juga pada nama-nama
lain yang tidak mengharuskan menggunakan nama asli, dia pasti akan memakai nama
ini. Dari nama itu dia hendak menyamakan dirinya sendiri dengan jempol kakinya
pangeran Philips. Suatu waktu juga ingin saya katakan bahwa Pangeran Philips itu sudah tua, bahkan sudah meninggal beberapa waktu lalu. Ya saya mengurungkan mengatakan semua itu.
Sering sekali bahkan terlampau sering dia berkeluh
kesah ria dalam menghadapi kehidupan, saya dan dia memang sering berdiskusi
tentang kehidupan ini, tentang uang jajan yang pas-pasan, tentang kehidupan
yang bahkan tak satu setanpun mau mengetahuinya. Seringnya pada akhir cerita
kami saling lempar-melempar kata-kata bijak dari kesimpulan yang dibicarakan. Tak
jarang kami juga berdiskusi tentang cinta. Untuk yang terakhir ini pasti dia
akan merasa sangat sentimentil dan terlihat uring-uringan, dia sering sekali
mengalami kegagalan dalam soal ini. Padahal soal wajah dia tampan, kurang apa
coba?
Saya hampir mengikuti semua kisah cintanya yang
gagal selama dua tahun dikontrakan yang lama. Dia selalu hampir berhasil meraih
hati gadis pujaannya sampai akhirnya dia menyadari banyak hal yang membuatnya
tak akan berhasil. Entah karena si cewek tidak mau untuk sekedar sms duluan
atau dia takut mengalami penolakan.
Ada sebuah kisah menarik sebenarnya antara bunga mawar putih, rapat, dan parfum pada malam itu. Namun saya tidak akan menceritakannya
disini, ini personal dan saya takut dia akan tersinggung nantinya. Ini aib? Ah,
itu berlebihan tidak seburuk itu, ini mungkin sebuah kesalahan jika aib terlalu
kasar. Bahkan suatu hari saya hampir menilai kisah cintanya layaknya kisah
Sisifus, cerita dalam mitologi Yunani itu. Saya ikut senang akhirnya sekarang
ini dia menemukan juga apa yang dia cari, perempuan yang mungkin benar-benar
tepat bagi dirinya, pacarnya sekarang –yang saya tahu masih sering memanggil
kak daripada yank itu-. Hehe, maaf kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar