Selasa, 04 Februari 2014

Kisah Saya dan Seorang Philips

Pertama kali kalian mendengar nama Husna pasti kalian akan menyangka bahwa dia seorang perempuan. Tapi setelah membaca nama panjangnya Husna Alliyus Dwi Karisma selanjutnya kalian juga akan bertanya ini cewek apa cowok? Tapi nyatanya dia adalah seorang lelaki, yang jantan, yang normal, yang tampan, yang suka banget Maudy Ayunda (uppsss).

Ini foto yang saya curi dar FB nya, pake jaket saya :D


Aneh sekali bahkan jika memangilnya pun dengan panggilan ‘hus’ (sebagian besar temannya memanggil dengan panggilan ini), ‘hus, kamu mau kemana?’, ‘hus, kamu sudah gila ya?’ layaknya ngurak pitik atau sebagai bentuk bungkaman karena telah berkata tidak sopan dalam bahasa jawa ‘hus, omonganmu seng apik’ . Sebelum tahun ini saya sudah 2 tahun satu kontrakan dengan dia, mendengarkan humornya yang garing, memasak nasi bersama di satu rice cooker berlumut, dan berbagi-sempak.

Husna Alliyus merupakan penggemar Liverpool yang sering membanggakannya dan sering sakit hati jika diejek oleh fans rival semisal MU, Chelsea. Beberapa waktu lalu dia sampai berkata ‘saiki panganen pendukung e MU, biyen lek omong koyo-koyo o’ itu intinya yang sedikit saya simpangkan karena lupa kata-kata otentik yang keluar dari dia. Dia sering maen PES dengan saya walaupun dia tidak pernah mengakui kekalahannya. Maaf karena membuat Liverpool kalah hanya karena melawan Genoa atau Parma, bukan melawan Joker ku AC Milan.

Husna juga membuat nama kecilnya sendiri, dan betapa epic namanya -Philips-. Di akun twitternya bisa dilihat ini. Nama itu tertulis hampir di semua sisi kehidupannya, nama user di komputernya, nama emailnya, di facebooknya yang dulu (sekarang sudah berganti nama) dan juga pada nama-nama lain yang tidak mengharuskan menggunakan nama asli, dia pasti akan memakai nama ini. Dari nama itu dia hendak menyamakan dirinya sendiri dengan jempol kakinya pangeran Philips. Suatu waktu juga ingin saya katakan bahwa Pangeran Philips itu sudah tua, bahkan sudah meninggal beberapa waktu lalu. Ya saya mengurungkan mengatakan semua itu.

Sering sekali bahkan terlampau sering dia berkeluh kesah ria dalam menghadapi kehidupan, saya dan dia memang sering berdiskusi tentang kehidupan ini, tentang uang jajan yang pas-pasan, tentang kehidupan yang bahkan tak satu setanpun mau mengetahuinya. Seringnya pada akhir cerita kami saling lempar-melempar kata-kata bijak dari kesimpulan yang dibicarakan. Tak jarang kami juga berdiskusi tentang cinta. Untuk yang terakhir ini pasti dia akan merasa sangat sentimentil dan terlihat uring-uringan, dia sering sekali mengalami kegagalan dalam soal ini. Padahal soal wajah dia tampan, kurang apa coba?

Saya hampir mengikuti semua kisah cintanya yang gagal selama dua tahun dikontrakan yang lama. Dia selalu hampir berhasil meraih hati gadis pujaannya sampai akhirnya dia menyadari banyak hal yang membuatnya tak akan berhasil. Entah karena si cewek tidak mau untuk sekedar sms duluan atau dia takut mengalami penolakan.


Ada sebuah kisah menarik sebenarnya antara bunga mawar putih, rapat, dan parfum pada malam itu. Namun saya tidak akan menceritakannya disini, ini personal dan saya takut dia akan tersinggung nantinya. Ini aib? Ah, itu berlebihan tidak seburuk itu, ini mungkin sebuah kesalahan jika aib terlalu kasar. Bahkan suatu hari saya hampir menilai kisah cintanya layaknya kisah Sisifus, cerita dalam mitologi Yunani itu. Saya ikut senang akhirnya sekarang ini dia menemukan juga apa yang dia cari, perempuan yang mungkin benar-benar tepat bagi dirinya, pacarnya sekarang –yang saya tahu masih sering memanggil kak daripada yank itu-. Hehe, maaf kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar