Selasa, 21 Januari 2014

Sebuah Ke(te)nangan

*untuk R, 12 Desember, dan hal-hal yang seharusnya sudah usai

Aku mengangkat telfon dan bersahut suara wanita disana

Hey, ini aku

Bagaimana keadaanmu? Lalu apa kabarmu?

Baik. (jawabku singkat)

Aku telah lama menunggu waktu untuk bisa sekedar berbincang denganmu melalui percakapan tatap muka, apa daya aku tak pernah bisa untuk membagi waktuku, aku tahu kaupun demikian. Sedangkan kau tak pernah menjawab satupun pesanku.

Siapa yang menahanmu sekarang? Ini mungkin pertanyaan basa-basi karena sesungguhnya aku sudah tahu. Kamu memang berhak mendapat yang lebih baik. Akupun di suatu tempat di kehidupan telah ku mulai. Terimakasih telah mengajarkanku sebuah luka, perpisahan, kehilangan dan kenyataan yang benar-benar sulit kuterima pada awalnya.

Maaf aku tak bisa lama-lama, aku harus mandi dan membersihkan keringat yang makin tak nyaman ini.

Percakapanpun usai,
Pembicaraan kita seperti khotbah searah yang berkelindan diantara suara berita televisi sore hari dan samar-samar lagu John Mayer yang kuputar.
Saya hanya sempat melamun dan bergumam dalam hati setelah itu.


Ah, aku sudah bosan dengan bicaramu, yang dulu maupun yang baru saja, dibakar diatas baramu, dimentahkan ke tanahmu. Berani-beraninya kau mengusik KE(TE)NANGAN ini.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar