Selasa, 31 Desember 2013

Tentang Kekhawatiran-kekhawatiran ini



Suatu waktu saya membaca tulisan mengenai ketakutan penduduk bumi terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Lingkungan terus saja mengalami kondisi yang semakin buruk, pencairan es, radiasi, polusi merupakan masalah yang terjadi dalam ekologi saat ini. Kegelisahan seperti inilah yang dirasakan semua penduduk bumi pada era ini. Sehingga memunculkan berbagai pertayaan spekulasi dalam benak mereka, Bagaimana jika semua es dikutub mencair? Mau tinggal dimana kita? Apakah kita akan tetap hidup? Bagaimana jika dunia semakin panas karena rusaknya ozon? Apakah mungkin sinar ultraviolet langsung akan membakar rumah kita?

Seperti saya sendiri, saya sebagai manusia yang hidup di bumi punya berbagai pertanyaan tentang hidup. Bukan saja tentang bumi dan lingkungan, namun juga tentang Tuhan, manusia, atau mungkin tentang cinta. Kadang saya bertanya entah pada siapa, atau mungkin terdengar seperti keluhan, kenapa Nabi Adam harus memakan buah khuldi? Untuk apa sebenarnya hidup ini? Kenapa saya beda dengan yang lainnya? Bagaimana masa depan saya? Siapa istri saya nantinya? Apakah dia cantik, penyayang? Apakah nantinya semua akan sesuai dengan ekspentasi saya? Apakah hidup memang seberat ini?. Saya sadar bahwa hidup ini sebagian besar diisi oleh hal-hal yang tak penting. Iya, saya memang merasa gelisah terhadap hal-hal yang saya anggap tak penting itu. Kadang ada suatu beban primordial yang berat seperti menghantui siang-malam. 

Apakah benar hidup serumit seperti yang saya fikirkan? Apakah hidup memang harus menjadi kaya? Orang-orang seumuran saya sudah pasti dihantui berbagai pertayaan tentang eksistensialis. 

Saya seperti menemukan jawaban ini hanya dari sebuah kalimat yang diutarakan oleh Confucius, katanya ‘Hidup sebenarnya sangat sederhana, kita sendiri yang membuatnya rumit’. Kata-kata ini membuat saya memikirkannya untuk beberapa waktu. Memanknainya dengan jauh, menggunakan logika sehat dan tidak terpengaruh oleh kekacauan yang selama ini saya hadapi.

Perenungan saya akhirnya mendapati kesimpulan bahwa Hidup memang berawal dari kegelisahan dan kekhawatiran yang memaksa kita untuk menghadapinya. Yang menuntun kita untuk mencari tahu jawabannya, yang akan membantu kita untuk bersikap bijak. Toh tanpa kekhawatiran seperti hari ini, kita mungkin sudah terpenggal mati oleh kehampaan dan kekosongan. Kegelisahan itulah yang membuat kita berfikir dan tetap waras menjalani hidup.

Ini yang kemudian membuka mata saya bahwa kegelisahan yang saya alami ini adalah suatu hal yang tak perlu menjadi kegelisahan lain. Selagi kita hidup memang itu adalah hal yang mungkin, kadang menjadi sebuah sesuatu yang rumit. Namun kerumitan itu hanyalah buah dari pemikiran kita sendiri yang terlalu banyak terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan tak penting. Tetaplah jalani hidup seperti yang dikatakan Lao Tzu bahwa ‘Hidup adalah rangkaian perubahan spontan dan alami. Jangan melawannya, karena hanya akan menambah kesedihan. Biarkan yang nyata menjadi kenyataan. Biarkan segala sesuatu mengalir alami ke depan dengan cara yg disukai’.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar