Minggu, 26 Mei 2013

Sulitnya Menyingkirkan Album Hard Times and Nursery Rhymes


Entah sudah berapa ratus kali saya mendengarkan deretan lagu dari album ke 7 Social Distortion yang dirilis pada 18 Januari 2011. Hard Times and Nursery Rhymes. Seperti selalu ada waktu untuk saya dalam setiap harinya untuk menikmati  Still Alive, Gimme The Sweet and Lowdown , ataupun Machine Gun Blues yang notabene adalah single andalan pada album ini. Saya seperti harus menuliskan beberapa pengalaman saya tentang beberapa lagu yang ada pada album ini yang ternyata mempunyai pengaruh yang cukup bagi kehidupan saya, lagu-lagu dalam album ini memang kebanyakan menceritakan tentang cinta dan kehilangan. Saya tidak membuat list berdasarkan dari lagu yang paling saya suka, hanya karena memang saya senang menuliskan semua dengan acak dan kurang beraturan. Pada dasarnya saya menyukai semua lagu dalam album ini.


Bakersfield


Kegelisahan Mike Ness yang terdampar di Bakersfield dan berharap untuk dapat pulang ke California. Namun jaraknya satu juta mil. Bagian yang paling saya senangi pada lagu ini adalah ketika Mike Ness bergumam meratapi keadaannya sendiri. Dia berjalan sendiri dengan kepala tertunduk dan sedang berfikir bagaimana ia keluar dari kekacauan ini, keluar dari Bakersfield. Lalu dibalik kegundahannya tersebut ia berkata,
So I wrote a song for you, baby girl
And I hope when I return home
The locks ain’t changed on the doors
And there’s still a spot for me
On that big ol’ California king sized bed

Machine Guns Blues

Lagu ini layak dimasukkan list bukan saja karena merupakan single andalan pada album ini, terlebih karena saya sangat menyukai video klip nya. Video klip album ini dibuat seperti film pendek, disana diceritakan Ness dkk adalah seorang gangster tahun 1935 dan pada saat itu sedang merampok sebuah bank. Beberapa orang terbunuh, kemudian Ness dan yang lainnya menjadi buronan, masuk surat kabar, diburu polisi. Polisi yang telah mengetahui tempat persembunyian Ness menggrebek, tapi sayangnya Ness telah pergi. Polisi mendapati Ness yang melarikan diri, kemudian terjadi baku tembak. Ness dan kawan-kawan akhirnya terbunuh. Saya sedih Ness mati, hahaha. Untungnya dia mati hanya dalam rekayasa video klip. Lagu ini sempat menempati urutan 10 Bilboard’s Alternative Song pada februari 2011. Tapi saya sempat tertawa menyimak lirik pada saat lagu hampir berakhir yang akhirnya sang gangster menyesal dan berkata “ aku adalah musuh nomer 1 publik, maafkan atas semua hal yang pernah kulakukan,  jika kita bertemu dijalan, itu bukan masalah pribadi. Terlihat kecemasannya pada orang-orang yang telah dia tinggalkan disana dengan pertumpahan darah dan kesengsaraan.

Alone and Forsaken

Pada lagu ini jelas bahwa pada album ini kebanyakan menceritakan cinta dan kehilangan, dan mungkin lagu ini adalah paduan dari itu. Kehilangan cinta yang teramat pedih. Dilupakan, ditinggalkan oleh seorang manusia, sendirian. Saya tidak pernah menemukan lagu Social Distortion se-melankolia ini pada album-album sebelumnya. Seperti yang dikatakan Mike Ness bahwa sebelumnya bahwa pada rekaman kali ini dia ingin berbeda. Tapi anehnya dia sendiri tidak yakin dengan itu semua. Sebenarnya saya sedikit lebih jarang mendengarkan Alone and Forsaken karena memang saya lebih banyak butuh semangat ketimbang larut dan merasakan kesedihan bersama lagu ini. Tapi itu tak sepenuhnya benar, pada saat saya merasakan ‘galau’ seperti bahasa populer saat ini. Ini adalah lagu pertama dalam daftar putar saya.

Road Zombie

Merupakan satu-satunya lagu instrumental Social Distortion pada album ini. Ketukan drum energik David Hidalgo Jr memulai, dilanjutkan dengan lantunan melodi Johnny Wickersham. Lagu instrumental yangcocok didengarkan saat mengemudi ini melambangkan suara gitar khas Social Distortion. Ini adalah lagu pembukaan yang sempurna untuk menunjukkan  bagaimana musik Social Distortion itu sesungguhnya.

Still Alive

Saya rasa ini adalah lagu yang dibuat Mike Ness untuk menunjukkan bahwa dirinya dan band-nya belum habis. Meskipun usia yang tidak muda lagi. Penegasan itu jelas pada lirik yang berbunyi :
And I’m still alive and I will survive
I can take what life’s got to give
Just need a little time
And I’m still alive, talking that some ol’ jive
I can handle what comes my way
Just gimme another day
Ness seakan ingin menunjukkan kepada dunia dia tetap dapat melakukan segala sesuatu sendiri. Dalam sebuah wawancara Ness juga sempat mengatakan "Maksudmu kami sudah tua?" tanya Mike, lalu tertawa, "Persetan. Aku bertinju empat sampai lima kali seminggu. Tidak ada yang lebih baik dari usia ini. Aku sedang memikirkan apa yang bisa kulakukan 50 tahun ke depan." Pernyataan mengagetkan memang dari pria yang sudah berusia 51 tahun. Tapi punk rock memang sudah mendarah daging dalam diri Ness.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar