Jumat, 02 Maret 2012

Debat yang Tak Mungkin Kita Menangkan

Malam beranjak menuju pagi mengakhiri perdebatan saya dengan sang pacar atau mungkin bisa disebut juga sebuah pertukaran fikiran yang alot, keras dan menyayat. Puluhan opini keluar, ratusan sanggahan terlontar. Perdebatan yang sukses membuatnya marah untuk beberapa waktu. Bicara ini itu, kesana kemari, bla bla bla tanpa menghasilkan suatu keputusan pasti. Debat yang dimulai dari
hal yang sederhana, namun ada kompleksitas-kompleksitas di dalamnya.

Udara kota Bogor malam ini sangat dingin, dinginnya hampir mengalahkan udara lembab di kota Reyog tercinta. Aku menatap kosong langit kamar pada saat itu, setelah ayunan beberapa bilah kata yang ia lontarkan. Dengan nada tinggi. Malam makin menua, aku menyadarinya. Tapi kita masih tetap masih belum menemukan jalan keluar. Malah bisa disebut perdebatan kita semakin sengit dan menyangkut kompleksitas terkecil dalam hubungan ini. Saya akui, saya memang sudah kalah dalam beberapa argumen yang dia katakan. Dan sempat terbesit bahwa saya tidak akan memenangkan semua ini.

Kemudian saya pun bilang kepada dia "aku harus tidur, sudah malam, aku juga sudah capek" mungkin hanya itu kata yang tepat untuk mengelak dari pembicaraan ini, dari seribu alasan yang terbesit.

***

Tujuan saya membuat blog ini memang hanya untuk mengungkapkan apa-apa yang menjadi favorit saya dan mungkin sebuah kerangka berfikir saya. Terpenting ini adalah media belajar saya untuk menulis. Hingga suatu ketika saya didatangi oleh seorang, entah dari mana asal muasalnya. Tanpa mengenalkan diri ia langsung memulai mengajak berdebat atau lebih bisa disebut marah-marah tidak jelas. Mungkin karena dia tidak begitu suka dengan saya. Atau tulisan saya. Sebelumnya dengan datarnya ia berkata "apakah benar Anda pemilik blog www.dyanproject77.blogspot.com ?" tanpa ragu saya mengiyakan pertanyaan itu. lalu ratusan alasan ketidaksukaannya melayang. 
"Anda ini masih terlalu muda, jangan terlalu sok tahu tentang yang bukan menjadi persoalan Anda!" kata dia
"jadi hanya yang tua yang boleh mengeluarkan pendapatnya? saya juga punya hak untuk hidup pun mengeluarkan pendapat di negara ini". jawab saya tak kalah geram.
"ok, Anda bebas mengeluarkan pendapat atau tulisan tak bermakna tersebut, tapi yang Anda tuliskan tersebut tak semuanya dapat dikatakan benar". jawab dia.
"baiklah, saya harus menjadi tua dulu sebelum semua orang menganggap atau menanggapi saya?"
Saya tak mengingat semua yang ia katakan. Saya juga hanya  menyanggah sebisanya, karena dengan kondisi fisik juga kurang fit pada waktu itu. Sudah seminggu flu menyerang saya, apalagi seharian penuh saya dibrondong mata kuliah yang bisa dibilang cukup membosankan, bisa membuat bulu mata saya hampir bersentuhan alias tidur di ruang kuliah.

Saya sebenarnya tidak begitu peduli dengan apa-apa yang menganggu jalan pemikiran saya, namun kali ini saya terpancing juga. Dengan bertindak seperti orang yang tau betul tentang kondisi saat ini. Rasanya tidak sopan melawan atau berdebat dengan orang yang lebih tua. Saya tahu betul menulis seperti ini memang selalu ada konsekuensinya, bahkan diam pun ada resikonya. Tapi dimana saya bisa lagi menulis atau belajar menulis semua angan-angan saya. Dalam hati saya hanya berkata mengapa orang ini susah-susah dengan omong kosongnya padahal semua yang ada dalam blog ini pun merupakan omong kosong juga. Kenapa omong kosong ini di permasalahkan dengan omong kosong lain.

 Tampaknya saya harus menyingkir dengan sopan dari pembicaraan ini, seperti saat saya mengakiri debat dengan pacar saya. Mungkin saya harus berpura-pura merasa lelah dan beralasan hari sudah malam kemudian berlalu tidur. Mengetahui saya tidak akan memenangkan perdebatan ini. Karena dia sangat ambisius dan sepertinya sudah sangat bersiap dengan apa yang akan dikatakannya. Bahkan ia memasukkan beberapa nilai moral yang ada, jelas sebagai anak atau bisalah disebut remaja saya seperti mendapat ceramah dan pencerahan, walaupun tidak semua dari itu benar menurut saya. Sehingga wajarlah debat ini tak akan saya menangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar