Kamis, 15 Maret 2012

Biadabnya Torabika Malam Ini

Akhirnya gw percaya efek domino dari sesuatu yang kecil bisa berakibat sangat fatal, jadi gini ceritanya di malam yang sesunyi ini, aku sendiri tiada yang menemani (bukannya itu lirik lagunya Peterpan?). ah, ngaco. Gini ni, tadi malam gw kan lagi nulis, biasalah tulisan bodoh yang membuat muntah siapa saja yang membacanya dan bisa jadi alat bunuh diri paling ampuh. Malam itu gw ditemani segelas kopi, kopi tersebut

berlabel Torabika. Torabika adalah salah satu produsen terbesar kopi instan di Indonesia, dan Asia Tenggara. Torabika Merek terkenal dan tertanam di hati dari Masyarakat. Oleh karena itu Torabika terus membuat terobosan dalam menjaga kualitas produk-produknya. Jadi tetap dekat dengan konsumen. Eh,jadi kayak sales Torabika aja, goblok.

Gw meneguk minuman ini, sambil menahan perut gw yang sakit karena membaca tulisan gw sendiri. 15 menit kopi telah habis dan passion itu pun menyebar. Kandungan caffein yang gila ini telah menjabani otak gw dan merontokkan keinginan untuk tidur nyenyak, singkatnya gw tidak bisa tidur malam itu.

"mampus ni gw ga bisa tidur, padahal besuk kuliah pagi, dai pagi hingga sore lagi, tugas juga belum diprint" jeritan hati gw membahana pada saat jam yang saat itu menunjuk ke angka 12.04 dan hampir saja membangunkan tetangga-tetangga (padahal jeritan dalam hati, aneh).satu-satunya kambing hitam yang patut dipersalahkan adalah kopi Torabika yang bungkusnya masih tergeletak tak berdaya disudut kamar. Detik-detik berlalu tanpa menungguku untuk tidur, mata ini enggan untuk mengatup.

Gw ambil hape dan headset lalu memutar lagu-lagu dari band favorit gw yaitu Netral, Kangen Band, Superman Is Dead, Pee Wee Gaskins, dan Pas Band. Dan racun dari Torabika moca terlanjur mengalir di darah gw, gw memikirkan ribuan cara agar cepat untuk tidur dan bermimpi basah.  Ada dua alternatif yang telintas di benak gw 1)memuntahkan kembali Torabika yang telah saya telan 2)memperbanyak kencing, yang juga bertujuan untuk keluarnya caffein keparat itu. tapi setelah saya pikir-pikir itu adalah hal gila yang hanya dipikirkan orang-orang bodoh yang terobsesi makan bekicot di siang bolong.

"Ah, bosen ni dengan lagu-lagu yang ada di memori ini" kata gw sambil mengais-ngais meja untuk mencari memori yang satu lagi.

Isi memori yang satu ini adalah lagu-lagu dari band-band papan atas luar negeri didalamnya ada PATD, Kangen Band , Simple Plan, Creed, Pee Wee Gaskins, dan Greenday. Tapi belum juga ni gw bisa tidur. Akhirnya gw makan, lho? Apa hubungannya coba? Tidur dengan makan. Karena kebanyakan orang-orang yang kekenyangan akan mengantuk, gw pun akhirnya mencoba mitos yang sudah ratusan tahun berada ditengah-tengah masyarakat tersebut. Sialnya, makanan yang ada tak cukup mampu untuk membuat perut gw menjadi kenyang. Cacing-cacing dalam perut gw pun sempat berdemo heboh dikarenakan kurangnya pasokan bahan makanan malam itu.

Balik lagi berbaring ditempat yang sama adalah bagaikan kembali terhisap darah dari vampir buruk rupa penguni WC kosan tetangga, emang ada ya vampir yang bergentayangan di kamar mandi? Betapa bete nya vampir tersebut. Setelah mengerahkan berbagai daya dan upaya untuk sekedar memejamkan mata, akhirnya gw menemukan cara yang paling tepat untuk bisa tidur dengan cepat, tepat dan aman. Dengan mengosongkan segenap fikiran dan menenangkan hati (eh tunggu-tunggu, bukannya dari dulu fikiran gw emang udah kosong dan ga ada apa-apanya?iya bner juga). Ah..tapi akhirnya gw tidur juga ni, hore, selamat tidur untuk aku.

Paginya efek domino menegak Torabika panas tadi malam langsung terasa, bayangkan baru tidur pukul setengah empat pagi dan kemudian sudah harus bangun jam enam pagi. Gw yakin Ade Rai pun masih malas berolahraga bila tidur pukul setengah empat dan bangun jam segitu. Akhirnya gw bangun juga dan mandi pagi, untungnya gw tidak ketiduran dikamar mandi.

"Ngantuk gila ni" ngomong ndiri dalam hati.

 bahkan pada saat mata kuliah Aplikom gw tidur sepanjang bergulirnya waktu. Yang gw sesalin kenapa gw ga mimpi pada saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar