Perempuanku, kamu baik-baik saja kan?
Aku sudah lama tidak merayumu lagi. Tidak membual lagi, menggodamu masalah kulit yang kuning langsat. Dulu waktu awal-awal kita berpacaran hampir setiap hari aku menghujanimu
dengan bualan. Tak jarang kamu hanya tersipu malu mendengar itu. Aku ingin
merayumu lagi, lewat tulisan ini. Yang mungkin kau sudah bosan dengan segala bujuk
seperti dulu.
Kamu yang sedikit banyak mengajari aku untuk membual, meskipun aku
menyebut itu bukanlah bualan. Lebih kepada kejujuran, dan aku tak pernah
berlebihan melakukan hal itu kan. Kau tahu itu? Karena aku sadar kapasitasku
bukan seorang perayu yang handal. Dalam memikat hatimu pun aku merasa tidak
banyak merayu dengan kata-kata. Aku lebih suka menunjukkannya secara langsung,
aku lebih suka menepati janjiku.
Mungkin karena rayuanku terlalu garing dan
membosankan yang tak jarang aku tak mendapat respon dan perhatian darimu. Hidup
bersama selalu mengajarkan berbagai hal yang pada akhirnya tentang menerima
kekurangan masing-masing. Hidup bersama sejauh ini membuatku untuk takut
kehilanganmu. Aku takut tak bisa menemukan lagi orang seperti kamu dimasa depan
jika berpisah. Siapa yang bisa berakal sehat saat patah hati? Aku tidak pernah
malu mengakui sisi sentimen ini. Kamu tidak akan percaya ini pria yang sama
yang pernah intens mendengarkan Loveless yang
merupakan salah satu album My Bloody Valentine. Benar kan perempuanku?
Gadisku yang menggemaskan,
Aku tahu kini kau semakin sibuk dengan
perkuliahanmu. Dengan silabus, dengan RPP atau apalah lagi. Bahkan tak
sejengkalpun aku mengerti itu. Dan aku merasa berutung kamu tiap hari masih sempat
mengabariku dengan beberapa pesan singkat, walaupun tak jarang kau
meninggalkanku ditengah percakapan, dan aku merajuk. Dan kamu menenangkanku, mengalihkan
pembicaraan yang membuatku tertawa, dan aku kembali seperti semula sebagai pria
yang sangat merindukanmu.
Kadang aku ingin sekali memperbaiki kelemahanku
dalam berhitung dengan belajar darimu. Maklum semua orang tahu kapasitasmu
sebagai mahasiswa jurusan Matematika. Berhitung dari yang sangat sederhana
mungkin, dari menghitung volume kerucut atau menghitung probabilitas, berlanjut ke integral parsial. Aku tidak sabar
menantikan hal itu.
Gadisku yang selalu melemahkanku,
Selama ini sudahkah kita mencoba memahami celah
masing-masing, sudahkah kita mencoba untuk mengerti lebih dalam satu sama lain.
Ini memang sulit perempuanku, sangat berat untuk dapat mengerti seseorang hanya
dalam 2 tahun yang kita lewati ini. Tapi aku selalu mencoba. Aku selalu mencoba
untuk membuat semuanya tampak jelas antara hitam dan putih. Sayangnya aku
selalu terjebak diantaranya, di sisi yang abu-abu, belum jelas, seperti temaram
senja, agak buram.
Bagimu bagiku tidak ada kelemahan yang pantas untuk
dipermasalahkan kan? Aku mencintai kelemahanmu. Menjadi sederhana tidak akan
menunjukkan kelemahanmu. Banyak-banyaklah bersyukur agar dapat lebih bahagia
menjalani hidup, tak usah risaukan celahmu. Semoga saja kita memang diciptakan Tuhan untuk bersama. Karena kamu tahu? Apa yang disatukan Tuhan tidak akan pernah mungkin dapat dipisahkan oleh manusia. Doakan aku agar segera dapat menyelesaikan
tagihanku diakhir semester ini. My hug from a far.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar