Kamis, 01 Mei 2014

Sejenis Sapaan Untuk Gadis Tersayang

Perempuanku, kamu baik-baik saja kan?

Aku sudah lama tidak merayumu lagi. Tidak membual lagi, menggodamu masalah kulit yang kuning langsat. Dulu waktu awal-awal kita berpacaran hampir setiap hari aku menghujanimu dengan bualan. Tak jarang kamu hanya tersipu malu mendengar itu. Aku ingin merayumu lagi, lewat tulisan ini. Yang mungkin kau sudah bosan dengan segala bujuk seperti dulu.

Kamu yang sedikit banyak mengajari aku untuk membual, meskipun aku menyebut itu bukanlah bualan. Lebih kepada kejujuran, dan aku tak pernah berlebihan melakukan hal itu kan. Kau tahu itu? Karena aku sadar kapasitasku bukan seorang perayu yang handal. Dalam memikat hatimu pun aku merasa tidak banyak merayu dengan kata-kata. Aku lebih suka menunjukkannya secara langsung, aku lebih suka menepati janjiku.

Mungkin karena rayuanku terlalu garing dan membosankan yang tak jarang aku tak mendapat respon dan perhatian darimu. Hidup bersama selalu mengajarkan berbagai hal yang pada akhirnya tentang menerima kekurangan masing-masing. Hidup bersama sejauh ini membuatku untuk takut kehilanganmu. Aku takut tak bisa menemukan lagi orang seperti kamu dimasa depan jika berpisah. Siapa yang bisa berakal sehat saat patah hati? Aku tidak pernah malu mengakui sisi sentimen ini. Kamu tidak akan percaya ini pria yang sama yang pernah intens mendengarkan Loveless yang merupakan salah satu album My Bloody Valentine. Benar kan perempuanku?

Gadisku yang menggemaskan,

Aku tahu kini kau semakin sibuk dengan perkuliahanmu. Dengan silabus, dengan RPP atau apalah lagi. Bahkan tak sejengkalpun aku mengerti itu. Dan aku merasa berutung kamu tiap hari masih sempat mengabariku dengan beberapa pesan singkat, walaupun tak jarang kau meninggalkanku ditengah percakapan, dan aku merajuk.  Dan kamu menenangkanku, mengalihkan pembicaraan yang membuatku tertawa, dan aku kembali seperti semula sebagai pria yang sangat merindukanmu.

Kadang aku ingin sekali memperbaiki kelemahanku dalam berhitung dengan belajar darimu. Maklum semua orang tahu kapasitasmu sebagai mahasiswa jurusan Matematika. Berhitung dari yang sangat sederhana mungkin, dari menghitung volume kerucut atau menghitung probabilitas, berlanjut ke integral parsial. Aku tidak sabar menantikan hal itu.

Gadisku yang selalu melemahkanku,

Selama ini sudahkah kita mencoba memahami celah masing-masing, sudahkah kita mencoba untuk mengerti lebih dalam satu sama lain. Ini memang sulit perempuanku, sangat berat untuk dapat mengerti seseorang hanya dalam 2 tahun yang kita lewati ini. Tapi aku selalu mencoba. Aku selalu mencoba untuk membuat semuanya tampak jelas antara hitam dan putih. Sayangnya aku selalu terjebak diantaranya, di sisi yang abu-abu, belum jelas, seperti temaram senja, agak buram.

Bagimu bagiku tidak ada kelemahan yang pantas untuk dipermasalahkan kan? Aku mencintai kelemahanmu. Menjadi sederhana tidak akan menunjukkan kelemahanmu. Banyak-banyaklah bersyukur agar dapat lebih bahagia menjalani hidup, tak usah risaukan celahmu. Semoga saja kita memang diciptakan Tuhan untuk bersama. Karena kamu tahu? Apa yang disatukan Tuhan tidak akan pernah mungkin dapat dipisahkan oleh manusia. Doakan aku agar segera dapat menyelesaikan tagihanku diakhir semester ini. My hug from a far.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar