Dia adalah pahlawan yang tak pernah diakui oleh
dunia, yang tak pernah dicatat dalam buku sejarah, dan anugerah terindah yang
kudapat dari Tuhan. Pria yang membuatku mengerti dunia ini, mengajarkanku
tentang hal tak pernah kumengerti sebelumnya. Menguatkanku menghadapi dunia
yang tak adil ini. Memberikan cintanya yang tulus yang tersirat dari sorot
matanya. Saya ingat waktu kecil beliau mengajarkanku membaca surat Al-Fatihah,
menceritakan cerita sebelum tidur dan terbangun di malam hari untuk membenarkan
selimutku. Selama hidup mungkin tak akan pernah cukup untuk membalas apa yang
telah beliau lakukan. Dad, sorry for too
much moan that i have do. Kompilasi ini saya buat sebagai ungkapan respek
saya kepada beliau. Dan juga untuk sekedar mengingatkan Hari Ayah Indonesia
yang jatuh kemarin tanggal 12 November.
Queen - Father To Son
Saya akui memang jarang bagi saya mendengarkan
lagu-lagu dari Queen, namun saya jelas memberi credit tersendiri pada band yang lahir di Inggris ini. Salah satu
lagu yang paling saya kenang adalah Father
To Son, bercerita dari perspective seorang ayah, liriknya cukup
untuk membuat saya bersemangat untuk mengenang kemudian (berusaha) membalas apa
yang telah Ayah lakukan untuk saya. Brian May-lah yang menulis lagu ini, dari
kantong album Queen II rilisan tahun
1974. I fought with you, Fought on your
side. Saya kira Brian May adalah
seorang Ayah yang luar biasa menyimak dari penggalan lirik yang saya ambil itu.
Kedalaman gitar dan balutan sesi piano yang tenang dalam sebuah kesempurnaan
aroma heavy metal. Absolutely, saya
mungkin tak akan pernah lagi menemukan sesuatu yang benar-benar mirip dengan
apa yang dilakukan Queen ini.
Paul Peterson - My Dad
Lagu dengan durasi tidak begitu panjang, saya tidak
pernah mengetahui Paul Peterson. Hanya satu lagu inilah yang saya ketahui dari
dirinya, bercerita tentang betapa kuat sosok seorang ayah dan rasa kagum
seorang anak terhadapnya. Lagu ini memang dibalut dengan musik pelan yang agak
terasa biru. Pada video klip yang saya dapatkan dari Youtube, Peterson menyanyikan hampir tanpa ekspresi dengan mata
berkaca-kaca, ditutup dua orang wanita yang terharu kemudian menangis. Sangat
sentimental memang.
Ebiet G Ade – Titip Rindu Buat Ayah
Tidak ada alasan saya untuk tidak memasukkan lagu
ini ke dalam list, terlebih Ayah saya juga menyukai penyayi ini dan beliau
sempat terkejut saat saya memutar lagu-lagu Ebiet pada Active Speaker beberapa tahun lalu. Mungkin beliau terkenang dengan
musik yang didengarkan dulu, cukup logis dengan analogi sederhana mungkin saat
nanti usia saya hampir kepala empat dan mendengar anak saya memutar Dropkick Murphys atau American Idiot nya Greenday saya akan sama terkejutnya. Lagu ini penting bagi saya
pada saat sepi, jauh dari Ayah dan mendengarkan sembari meresapi liriknya
merupakan waktu-waktu paling sentimental bagi saya. Menurut saya Ebiet G Ade
adalah penulis lagu terhebat di Indonesia, selain tentunya Iwan Fals dan
Benyamin Sueb.
Ada Band feat Gita Gutawa – Yang Terbaik Bagimu
Satu lagi lagu berbahasa Indonesia yang saya
masukkan adalah lagu yang ditulis Krishna Balagita Yang Terbaik Bagimu (Jangan
Lupakan Ayah). Ya, lagu ini cukup mainstream dan juga sempat booming dulu. Dalam
video klipnya divisualkan bagaimana seorang Ayah mengajari anaknya naik sepeda
dan bermain gitar. Suara seriosa Gita menambah indah lagu ini untuk
didengarkan. Saya tidak tahu banyak tentang Ada Band, hanya sekedar pembicaraan
beberapa kawan dan mendengar beberapa lagu mereka juga dari playlist yang
diputar kawan saya dan tentunya saya tak pernah tertarik dengan nama band tanpa
kekreatifan ini. Namun untuk satu lagu ini benar-benar mengesankan saya pikir.
Miley Cyrus and Billy Ray Cyrus - I Learned From You
Lupakan sejenak segenap kegilaan yang dilakukan
Miley Cyrus yang sudah terlalu membosankan untuk ditulis oleh media arus utama.
Saya tidak menulis ini untuk itu, saya akan membahas salah satu lagunya, karena
memang hanya lagu ini yang saya dengar dari Miley Cyrus. Proyek duet dengan
sang Ayah ini menghasilkan satu lagu berjudul I Learned From You, yang saya lakukan hanyalah mendengar lagu ini. Ya,
hanya mendengarkan sambil mencoba mengerti liriknya. Saya tidak mengetahui
lebih dalam tentang mereka. Terlalu mainstream
bagi saya pemeran Hannah Montana ini. Tapi saya berterimakasih dengan lagu ini,
saya bisa menjadikan sebuah soundtrack hidup mungkin (jika itu tak berlebihan). Karena memang
semua yang dikatakan pada lagu ini saya jalani dulu dengan Ayah saya. Sometimes I couldn't hear what you're trying
to tell me//I thought that I knew all I need to know//I didn't understand that
the doors you would open//Could take me somewhere I wanted to go//I can be
strong for you now//You taught me how. Seakan menggambarkan hal yang dulu
sempat saya lewati. Bukan memperbuas kenangan, hanya mengumpulkan sekeping
cinta yang dulu terasa begitu indah sampai kini.
"Father
taught us that opportunity and responsibility go hand in hand. I think we all
act on that principle; on the basic human impulse that makes a man want to make
the best of what's in him and what's been given him."
-- Laurence Rockefeller
Tidak ada komentar:
Posting Komentar