Kamu tahu kan rasanya ditinggalkan? Tidak dihiraukan,
dilupakan. Sama sakitnya seperti dikhianati, mungkin lebih. Kemudian kamu
mencoba merenungkannya hanya untuk menyadari bahwa inilah yang terbaik. Kamu tak
pernah merasa sesakit ini sebelumnya, dan sesudahnya kamu terlalu berhati-hati
dalam bersikap. Pengalaman tentang luka menjadikanmu pribadi yang lain.
Semua hal dalam kehidupan tak pernah asing bagi kita –kecuali
kita yang menganggapnya sendiri--. Semua itu ibarat hal yang datang dan pergi
lagi. Walaupun dia pergi tentu bukan berarti sebuah akhir. Ada kalanya kita tak
harus percaya pada kata-kata dan apa yang terlihat. Mata kita sendiri saja bisa
menipu, apalagi kata-kata. Mudah sekali untuk memplesetkan lidah ini kearah
sebaliknya.
Kita tahu bukan jika dunia ini penuh makna. Selalu ada makna
dibalik kata-kata dan bukan sebaliknya. Manusia perlu memikirkan makna itu dengan
nalarnya. Akupun pernah mengalami hal yang lebih buruk dari apa yang kau alami.
Terlahir kemudian terasingkan. Aku tidak memiliki banyak teman dalam hidupku,
tidak seperti dirimu yang selalu berkawan akrab dengan siapa saja. Aku bukan
memilih-milih teman, terlebih karena aku terlalu suka menyendiri. Ah, kau sudah
tahu itu setelah bertahun aku mengenalmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar